Saturday, February 16, 2019

Gemuruh Abai


Di suatu pelataran masjid ada anak yang matanya bengkak, kesulitan mengatur nafas, merasa sesak yang tak kunjung reda. Dia baru saja menyolatkan jenazah sahabatnya. Tiba-tiba teman anak itu berkaka
“ Mengapa kau murung Zaid? Tidak kah engkau bahagia melihat teman kita syahid dan Surga menantinya?”
“Kau tahu? Bukan hanya kita di bumi ini, semut kecil pun melawan raksasa. Kerikil melawan tank. Kamu tahu kenapa kita masih saja melempar kerikil?”
“Aku tahu lawan kita adalah senjata api, roket, tank, hingga senjata kimia yang di tembak keudara. Kita semua tahu bahwa kita akan terbunuh cepat. Kamu tahu kenapa Zaid?”
“Itu namanya sikap Zaid.”
“Sikap kita. Bukti bahwa kita menentang penjajah Israel. Bukti bahwa masih ada yang berjuang disini. Bukti bahwa kita masih ada.”
“Coba bayangkan jika kita hanya diam saat tentara Israel meneror desa-desa. Melarang orang shalat, menghancurkan rumah, sekolah, rumah sakit. Coba kau bayangkan kalau semua orang mengungsi dan meninggalkan Palestina. Coba bayangkan Zaid!”
“Dan yang paling penting. Kau sudah siapkan jawaban jika dihari perhitungan nanti Allah bertanya “Apa yang kamu lakukan untuk menjaga Al-Aqsa?”
“Ini bukan tentang kerikil melawan tank. Ini tentang sikap seorang muslim. Sikap kita menghadapi musuh-musuh Allah.”
Kutipan kisah dalam Seni Tinggal di Bumi – Farah Qoonita

Jadi, apakah kita akan terus memilih diam?
Melihat segala kedzaliman yang ada di dunia ini apakah kita akan diam?
Dunia ini penuh dengan gemuruh abai, masihkan kita diam?
Keberpihakan adalah sebuah keniscayaan. Jadi kamu berpihak pada kebaikan atau keburukan?
Mungkin sudah banyak hal tidak baik terjadi karena kita memilih diam dan tidak menegur, mungkin sudah banyak orang-orang jahat berkeliaran karena orang-orang baik memilih diam, mungkin sudah banyak yang mati kelaparan karena kita memilih diam dan menunggu yang lain memulai.
Mau sampai kapan berdiam diri sambil berpangku tangan?
Ikat kencang tali sepatumu kawan, karena mulai hari ini kita akan berlari kencang dan melawan segala kedzaliman.

No comments:

Post a Comment