Di suatu pelataran masjid ada anak yang matanya bengkak,
kesulitan mengatur nafas, merasa sesak yang tak kunjung reda. Dia baru saja
menyolatkan jenazah sahabatnya. Tiba-tiba teman anak itu berkaka
“ Mengapa kau murung Zaid? Tidak kah engkau bahagia melihat
teman kita syahid dan Surga menantinya?”
“Kau tahu? Bukan hanya kita di bumi ini, semut kecil pun
melawan raksasa. Kerikil melawan tank. Kamu tahu kenapa kita masih saja
melempar kerikil?”
“Aku tahu lawan kita adalah senjata api, roket, tank, hingga
senjata kimia yang di tembak keudara. Kita semua tahu bahwa kita akan terbunuh
cepat. Kamu tahu kenapa Zaid?”
“Itu namanya sikap Zaid.”
“Sikap kita. Bukti bahwa kita menentang penjajah Israel.
Bukti bahwa masih ada yang berjuang disini. Bukti bahwa kita masih ada.”
“Coba bayangkan jika kita hanya diam saat tentara Israel
meneror desa-desa. Melarang orang shalat, menghancurkan rumah, sekolah, rumah
sakit. Coba kau bayangkan kalau semua orang mengungsi dan meninggalkan
Palestina. Coba bayangkan Zaid!”
“Dan yang paling penting. Kau sudah siapkan jawaban jika
dihari perhitungan nanti Allah bertanya “Apa yang kamu lakukan untuk menjaga
Al-Aqsa?”
“Ini bukan tentang kerikil melawan tank. Ini tentang sikap
seorang muslim. Sikap kita menghadapi musuh-musuh Allah.”
Kutipan kisah dalam Seni
Tinggal di Bumi – Farah Qoonita
Jadi, apakah kita akan terus memilih diam?
Melihat segala kedzaliman yang ada di dunia ini apakah kita
akan diam?
Dunia ini penuh dengan gemuruh abai, masihkan kita diam?
Keberpihakan adalah sebuah keniscayaan. Jadi kamu berpihak
pada kebaikan atau keburukan?
Mungkin sudah banyak hal tidak baik terjadi karena kita
memilih diam dan tidak menegur, mungkin sudah banyak orang-orang jahat
berkeliaran karena orang-orang baik memilih diam, mungkin sudah banyak yang
mati kelaparan karena kita memilih diam dan menunggu yang lain memulai.
Mau sampai kapan berdiam diri sambil berpangku tangan?
Ikat kencang tali sepatumu kawan, karena mulai hari ini kita
akan berlari kencang dan melawan segala kedzaliman.
No comments:
Post a Comment