Jejak-jejak hidup yang di tinggalkan oleh M.Natsir
menjadi suatu hal yang sangat di butuhkan sampai saat ini. Sosoknya yang mempunyai
intelektual tinggi tetapi tetap sederhana, pemikir kritis dan pejuang dalam
islam, penulis hebat tapi tetap merakyat, jujur dan berintegritas, serta
konsisten dalam suatu keadaan.
Lalu apakah itu hanya akan menjadi catatan sejarah
yang hebat tanpa implementasi bagi intelektual-intelektual muda saat ini? Tentu
tidak. Rasanya tidak bijaksana jika sosok hebat Natsir hanya menjadi
catatan-catatan sejarah usang yang hanya di baca lalu lupa, yang hanya di lihat
persis lalu terkikis, yang hanya di bangga-bangga tapi tidak ada tindakan
nyata.
Inilah saatnya bergerak melawan ketidakrelevanan
yang ada, berani mengkritisi juga berkontribusi. Natsir yang senantiasa dengan
berani menyuarakan pendapatnya hingga suatu ketika pendapat yang di suarakan
kepada Soekarno membuat beliau menetap di penjara (Wikipedia, 2012). Peran saat
ini adalah turun ke jalan dan suarakan kebenaran, terobos tembok universitas
yang terkadang menjadi alasan untuk bersembunyi tanpa mengkritisi. Banyak sekali
wadah terutama di dalam kampus yang bisa menjadi jalan kita bersuara, jalan
kita menyuarakan kebaikan, dan wadah dimana bersama-sama mengkritisi sebuah
kebijakan. Berani menjadi “abnormal” yang tidak hanya belajar sebatas disiplin
ilmu yang di emban tapi belajar juga menjadi insan yang peduli juga berbagi,
memikirkan tanggung jawab kita sebagai mahasiswa yang ingin keluar dari zona
kebodohan serta memiliki tanggung jawab mengeluarkan yang lain dari kebodohan
pada akhirnya dalam diri ini mendapat nilai-nilai yang melampaui batas normal
karena bisa melawan segala batas diri dan menjadi “abnormal”.
Seperti Natsir sederhana, yang hanya memiliki dua
baju lusuh serta jasnya yang bertambal (Wikipedia, 2012) tidak perlu kemewahan
meskipun berada di titik tertinggi, sederhana tapi seorang pembela dan
bijaksana.
Natsir juga
merupakan seorang penulis, sudah menjadi rahasia umum meskipun memakai nama A.
Muchlis (Sati Alimin, 1954) beliau merupakan penulis hebat yang sudah
menuliskan berbagai macam, sekitar 45 buku atau monograf dan ratusan artikel
yang memuat pandangannya tentang Islam. Ia aktif menulis di majalah-majalah
Islam sejak karya tulis pertamanya diterbitkan pada tahun 1929. Karya terawalnya
umumnya berbahasa Belanda dan Indonesia, yang banyak membahas tentang pemikiran
Islam, budaya, hubungan antara Islam dan politik, dan peran perempuan dalam
Islam. (Wikipedia,2012) hal ini menjadi daya tarik tersendiri diluar aktivitas
padatnya dalam pemerintahan beliau juga banyak mencurahkan segala pikirannya
lewat tulisan, saat mulut tidak sanggup berkata maka biarkan tulisan-tulisan
kita yang berbicara karena tulisan tidak seperti kata yang hilang setelah
diucapkan, tulisan menjadi salah satu komunikasi yang efektif untuk mencurahkan
pikiran dan menjadi hal yang nyata serta konkret karena dalam bentuk tulisan
yang bisa di simpan maupun di bukukan. Ini juga merupakan peran penting,
tuliskan banyak hal bermanfaat, menulis banyak juga mengenai kebaikan karena
saat tulisan itu dibaca kita tidak pernah tahu berapa banyak orang yang
ternyata tergerak hatinya, tergugah nuraninya, mulai terbersit dalam pikirannya,
mulai melakukan tindakan-tindakan nyata melakukan kebaikan yang ada setelah
membaca tulisan kita, itulah kenapa saya masih mengelola blog sampai saat ini
agar setiap kali kebaikan yang saya terima bisa dibagikan dan bisa menebarkan
segala kebermanfaatan yang ada.
Pencapaian prestasi serta aktivis organisasi di
Indonesia bahkan dunia membuat Natsir sangat luar biasa, inilah mengapa saya
tergugah untuk terus belajar, belajar, dan belajar mengenai disiplin ilmu yang
diemban karena pada akhirnya nanti segala ilmu ini bisa ditebarkan manfaatnya
untuk masyarakat luas serta berkecimpung dalam organisasi-organisasi mahasiswa
yang menjadi wadah untuk membentuk diri dan meningkatkan kapasitas diri menjadi
“abnormal” ; melampaui rata-rata.
Integritas yang diatas segalanya yang di miliki
Natsir memberikan suatu kehormatan tersendiri bagi beliau karena bukan menyikapi
semua hal dengan bebas tetapi juga memegang teguh integritas, saat bangsanya di
jajah oleh penjajah Belanda beliau bertindak tegas melawan penjajah padahal
beasiswa pendidikan yang beliau terima adalah dari pemerintah Belanda tapi
tidak ada rasa takut dan tetap berpihak pada bangsa yang membesarkannya. Hal ini
membuat saya sadar integritas harus di pegang teguh agar segala ujian
menggiuran di depan bisa pangkas habis dan tetap konsisten pada kebaikan.
Semua hal positif dalam sosok M.Natsir membukakan
kembali mata yang sempat tertidur agar melihat sekeliling sisi bahwa banyak hal
yang harus di kritisi, banyak hal yang harus di benahi, dan banyak hal yang
patut di apresiasi. Hati yang awalnya beku kini mulai mencair dan tergerak agar
kebaikan tetap pada koridornya dan kejahatan harus mencair dan lenyap. Pikiran yang
hanya berambisi pada diri sendiri kini mulai terbersit untuk melakukan aksi
nyata bahwa di luar sana masih banyak yang harus kita keluarkan dari kebodohan,
kita keluarkan dari kemiskinan, dan kita keluarkan dari penindasan. Karena
sejatinya ilmu itu selalu memihak pada kebaikan dan kebermanfaatan.
Yogyakarta, 19 September 2017
01.43 AM
Tugas DM 1 KAMMI Komisariat UGM 2017
Awalnya hanya menggugurkan kewajiban ternyata bisa terbawa suasana dan mendapat kekaguman.
No comments:
Post a Comment