Friday, August 11, 2017

Ada Apa di PPSMB UGM?

Tadi baru saja PPSMB universitas hari kelima, dan hari ini adalah materi tentang pengembangan diri, entah itu tentang menulis berbagai goals, merumuskan alasan kegagalan-kegagalan dimasa lalu bukan untuk ditiru tetapi agar untuk kedepannya lebih berhati-hati, me-manage diri terutama hati agar tetap pada koridor yang sewajarnya dan masih banyak yang lainnya. Trainer-nya bernama Wida kepanjangannya aku lupa beliau adalah salah satu lulusan UGM di fakultas psikologi dan menurut informasi beliau sedang menempuh S2. Dengan pengalaman beliau yang luar biasa mengenai berbagai mimpi lalu dilatarbelakangi dengan ilmu psikologi yang memang sangat cocok dalam hal penyampaian, tanggapan saat bercerita, dan tadi itu semacam konsultasi gratis. Menarik sekali pembahasannya, cara beliau meraih mimpi-mimpinya. Yang aku ingat beliau suka menulis mimpinya di dinding kamar, bahkan untuk target menikah pun beliau tulis, dan dari cerita pengalaman beliau, tidak sedikit mimpi yang beliau tempel didinding itu tercapai. Beliau bilang “Kalau kita berparadigma yang misalnya positif maka entah dengan cara apapun alam itu akan menjawab.” Lalu beliau juga menceritakan film “The Secret” dimana film tersebut menceritakan tentang psikologi, jika penasaran silahkan ditonton. Dan hal yang paling aku ingat adalah saat beliau bertanya “Apakah disini ada yang ingin mengulang ditahun depan?” dan dari belasan siswa dikelasku, hanya aku yang cunghand, dan sudah kuduga, aku pasti ditanya-tanya. Beliau sangat menarik sekali dalam penyampaian, mungkin karena ditambah dukungan disiplin ilmu yang beliau emban, tetapi sedikit menyayat hati. Entah hati ini yang sensitif jika bicara kegagalan atau memang maksudnya menyadarkan, tapi yang jelas adalah banyak ilmu yang aku dapatkan hari ini, meskipun ada beberapa yang tidak bisa diterima, seperti berbicara takdir seakan-akan aku sudah di gariskan di jurusan ini, tapi sesungguhnya aku tidak ingin dulu membicarakan takdir karena aku yakin ada kesalahan fatal yang aku lalukan ditahun ini mungkin tidak disadari yang membuat aku gagal untuk mewujudkan impianku masuk di kedokteran Unpad. Back to Mba Wida, beliau bilang menceritakan mimpi kepada banyak orang itu perlu, meskipun bukan kewajiban, karena dengan bercerita orang-orang tahu mimpi kita dan bisa jadi salah satu orang yang tahu mimpi kita bisa menjadi jalan lebih cepat tercapainya mimpi, selain itu merumuskan mimpi yang lebih spesifik adalah hal yang penting contoh “Saya ingin ipk tinggi.” Itu belum spesifik, yang spesifik adalah “Saya akan mendapat ipk 3,75”, selain mimpi yang spesifik juga dibarengi strategi yang mantap dan action yang sigap, karena percuma jika kita menuliskan banyak mimpi di dinding tanpa kita lakukan action maka selamanya mimpi itu hanya menjadi angan-angan yang tidak bisa dicapai. Bahkan menyinggung buku yang pernah saya baca karya Dewi Nur Aisyah berjudul  Awe-Inspiring Me itu worth it banget wajib baca asli, by the way aku gak digaji untuk mempromosikannya ya tapi its okay itu recommended untuk kalian yang pernah gagal, ingin bangkit, ingin tahu strategi, dan lain-lain. Tapi aku selalu inget apa yang dijawab oleh Mba Wida setiap kali beberapa temanku tanya, beliau sering bilang “Semuanya bisa dijawab oleh diri kamu sendiri karena sebenarnya yang paling mengenal diri kamu adalah kamu sendiri. Bahkan untuk strategi belajar itu bisa kamu jawab sendiri, sering-sering berkomunikasi intensif dengan dirimu sendiri.” Bahkan beliau bilang di psikologi ada moment dimana kita berterimakasih kepada jantung, berterimakasih kepada pankreas, intinya adalah mengajak berbicara atau menghargai kerja keas mereka. Aku jadi ingat saat liqo diceritakan ada seorang bapak yang akan dioperasi entah bagian mana di organ tubuhnya, lalu sebelum operasi beliau mengajak orgna tersebut berbicara, kurang lebih seperti ini “Organ, kita diciptakan oleh Allah, kita adalah kesatuan yang saling menguatkan, baik-baik ya setelah operasi nanti, jika kamu baik-baik maka semuanya juga akan baik-baik dan kita semakin bisa memaksimalkan ibadah kita kepada Allah, jadi ayo sama-sama berjuang.” Dan setelah itu operasi berjalan dengan lancar tanpa ada cacad sedikitpun. Lalu teringat kembali setiap dimasa-masa berjuang meraih mimpi saat di bimbel di Jakarta, setiap kali tidur aku selalu mengajak ngobrol semua yang ada ditubuhku, sejujurnya sekaligus selalu minta maaf karena hak tubuhku untuk istirahat sangat dikirangi, kadang tidur jam dua bangun jam empat, bahkan mengonsumsi kopi yang berlebihan agar bisa menahan kantuk, lalu aku bilang untuk tubuhku agar tetep kuat dan sehat, menjalani semuany dengan lancar karena saat itu jauh dari orang tua, sakit pun gak akan ada yang ngurus, dan benar, tidak ada penyakit yang datang, semua tubuhku, antibodiku sudah kuat dan tahan. Luar biasa, mungkin ini sedikit freak tapi benar adanya, seperti kita yang ingin selalu mendapat reward, organ tubuh kita pun berhak untuk diapresiasi, berhak untuk disegarkan, bahkan berhak untuk kita sedekahi lalu dengan cara apa kita bersedekah kepada semua organ, nadi, dan lain-lain dari ujung rambut sampai ujung kaki adalah dengan shalat duha.


Semoga bermanfaat.


(Fyi, ini teman-temanku di PPSMB universitas, mereka ada yang dari Teknik, Mipa, Geo, Sekolah Vokasi, Manajemen, Ekonomi, dan lain-lain. You make my day silly guys lol. )

No comments:

Post a Comment