Berbicara mengenai ketokohan sosial sangat erat
kaitannya dengan istilah influencer maupun trendsetter. Dua diksi
tersebut sudah banyak diperbincangkan terutama ole Gen Z. Tentunya istilah
tersebut terutama di era media sosial saat ini erat kaitannya dengan seseorang
yang memiliki banyak followers atau diartikan sebagai orang yang memiliki
pengaruh kuat bagi followers mereka sebagai contoh adalah selebgram,
artis, maupun youtuber. , sedangkan trendsetter yaitu orang yang
berada paling depan atau awal menerapkan tren baru yang muncul, lebih erat
kaitannya dengan seseorang yang menjadi panutan baik dalam hal berbicara,
fashion, content, atau hal yang lebih substansial lainnya yaitu ideologi maupun
perilaku dan juga akhlak.
Banyak
alasan mengapa seseorang bisa ditokohkan, dalam buku Start With Why terdapat golden
circle bagaimana pemimpin besar seperti Steve Jobs maupun Bill Gates tak
hanya menjadi pemimpin namun juga bisa menginspirasi dan mengubah hidup jutaan
orang. Sebagaimana yang disinggung dalam tulisan, fenomena selebgram, endorsement,
sampai pengaruh serta dampak yang besar dan keuntungan yang menjanjikan
tentunya membuat kita bertanya-tanya hal apa yang membuat seseorang bisa
ditokohkan, memiliki banyak followers, bahkan sampai gaya hidupnya diikuti. Hal
tersebut dibahas oleh Simon Sinek yaitu penulis buku Start With Why bahwa
setiap orang memiliki hasrat untuk merasa bagian dari kelompok tertentu
sangatlah kuat sehingga setiap orang mau berusaha keras, melakukan hal-hal yang
tidak rasional, bahkan sering mengeluarkan banyak uang untuk mendapatkan
perasaan itu. Sebagaimana para followers maupun penggemar suatu idol
tertentu yang mengikuti gaya hidup dan memercayai hal yang dibagikan oleh
idolnya mereka adalah sesuatu yang bisa memenuhi hasrat itu sehingga diikuti
bahkan menjadikan idolnya kiblat dalam menjalani kehidupan.
Golden Circle yang dimaksudkan Simon Sinek adalah berkaitan dengan apa, bagaimana, dan mengapa.
Prinsip lingkaran emas ini bukan hanya sekadar urutan komunikasi namun hal ini adalah prinsip yang berakar dari evoluasi perilaku manusia. Daya pertanyaan mengapa bukan hanya terkait dengan pendapat namun terkait biologi.
Area neorokorteks selaras
dengan tingkatan APA. Neeorokorteks sendiri bertanggungjawab erkait dengan
pemikiran rasional dan analisis serta kemampuan bahasa. Untuk dua bagian tengah
yaitu area limbik yang bertanggung jawab atas perasaan, seperti kepercayaan dan
kesetiaan, selain itu juga bertanggung jawab atas semua perilaku manusia dan
semua perbuatan keputusan kita, namun sayangnya tidak memiliki kemampuan
bahasa.
Dalam ketokohan sosial yang berkaitan dengan
tidak hanya menginspirasi namun juga memengaruhi dan menggerakan seseorang
tentunya pola komunikasi yang dibangun juga harus sesuai dengan bagaimana otak bekerja.
Ketika kita berkomunikasi dari luar ke dalam, yang mana mengkomunikasikan
terlebih dahulu APA yang kita lakukan, orang mungkin akan mengerti namun hal
tersebut tidak menggerakan perilaku. Namun, ketika kita mencoba komunikasi dari
dalam ke luar, maka kita berbicara langsung pada bagian otak yang mengendalikan
perbuatan keputusan, dan bagian bahasa dari otak yang memungkinkan kita
merasionalisasikan keputusan itu.
Setiap
orang memiliki cara masing-masing untuk berkomunikasi maupun menginspirasi.
Namun, hanya dengan komunikasi dari dalam keluar yaitu dari mengapa -- apa yang
akan bisa memengaruhi dan menggerakan. ‘Mengapa’ erat kaitannya dengan tujuan, alasan,
keyakinan, kenapa kita ada, dan mengapa orang lain sebaiknya peduli. Orang yang
bisa memengaruhi orang lain tentunya memiliki nilai tertentu yang
dikomunikasikan baik secara tersirat maupun tersurat yang pada akhirnya bisa
menggerakan seseorang. Dalam Islam, hal ini erat kaitannya dengan niat,
‘mengapa’ erat kaitannya dengan niat kita dalam melakukan sesuatu, pepatah
mengatakan hal yang dari hati akan sampai ke hati, begitupun dalam memengaruhi
dan menggerakan seseorang. Citra diri tidak hanya dibangun dari luar ke dalam,
namun yang bisa sustain dalam memengaruhi maupun menggerakan orang lain
adalah ketika kita mencoba untuk membangun nilai tersebut dari dalam keluar.
Mulai dari menemukan ‘mengapa’ kita atau niat besar kita yang tentunya sudah
jelas tertera dalam Al-Qur’an bahwa kita hidup sebagai khalifah dan untuk
beribadah kepada Allah, jalan yang kita tempuh bisa berbagai macam, ketokohan
sosial yang dampaknya sistemik tentunya menjadi salah satu jalan untuk mencapai
niat ataupun visi besar itu. Ketika kita mempunyai power atau kekuatan yang
besar di komunitas maupun masyarakat tertentu karena citra kita yang baik,
ditokohkan, dan memiliki value, maka hal-hal kebaikan dan dakwah kita
akan lebih didengarkan dan hal tersebut memiliki efek sistemik bukan lokal.
Sistemik artinya on point dan dampaknya besar kepada banyak orang dalam
hal ini pengikut kita.
Starting
point untuk menjadi tokoh tidak harus memiliki privilege, modal
terbesarnya adalah ‘mengapa’ atau niat besar kita dalam melakukan hal tersebut
maka niscaya keberhasilan akan mengikuti. Sebagai contoh, Samuel Pierpont
Langley merupakan tokoh yang sangat luar biasa, beliau memiliki resep
kesuksesan, memiliki 50.000 USD, memiliki jabatan di Harvard Smithsonian yaitu
lembaga pendidikan dan riset, memiliki SDM yang baik, branding melalui media
juga baik karena selalu diikuti New York times dalam prosesnya dalam pembuatan
pesawat, namun sayangnya Langley ini gagal dalam membuat pesawat karena tidak
memiliki ‘why’ yang kuat, nilai, maupun niat yang kuat yang membuat privilegenya
tidak memiliki pengaruh yang besar bagi kesuksesannya, di sisi lain ada juga
Wright Brothers tidak memiliki kebeuntungan maupun privilege seperti
Langley, 2 saudara ini hanya memiliki niat dan ‘mengapa’ yang kuat, bermodalkan
toko sepada milik mereka untuk membiayai mimpi besarnya, bahkan tidak mengeyam
pendidikan tinggi seperti Langley, dan tentunya tidak diikuti oelh media massa
lainnya, namun di Ohio mereka berhasil menemukan pesawat terbang, dan ternyata
letak perbedaanya berasal dari niat atau ‘mengapa’nya, Wright Brothers
digerakan oleh suatu alasan, tujuan, keyakinan, mereka percaya bahwa mereka
mampu menciptakan mesin terbang maka mereka akan mengubah dunia sehingga pada
akhirnya yang ditokohkan dan memiliki citra positif terutama dalam hal pesawat
terbang adalah Wright Brothers yang tentunya menggerakan banyark orang untuk
terus melakuakn inovasi dalam hal tersebut.
Pada akhirnya starting point yang kadang terabaikan inilah yang membuat keberhasilan itu terjadi, terkait niat, big why, keyakinan, keteladanan, pola komunikasi adalah hal yang harus diperhatikan terutama dalam membangun citra positif dengan niat yang positif harus dari dalam ke luar agar dampak yang dirasakan oleh orang lain tidak hanya menginspirasi sejenak, namun memengaruhi dan menggerakkan.
No comments:
Post a Comment