Tuesday, May 18, 2021

Menginspirasi atau Menggerakkan?

 

Berbicara mengenai ketokohan sosial sangat erat kaitannya dengan istilah influencer maupun trendsetter. Dua diksi tersebut sudah banyak diperbincangkan terutama ole Gen Z. Tentunya istilah tersebut terutama di era media sosial saat ini erat kaitannya dengan seseorang yang memiliki banyak followers atau diartikan sebagai orang yang memiliki pengaruh kuat bagi followers mereka sebagai contoh adalah selebgram, artis, maupun youtuber. , sedangkan trendsetter yaitu orang yang berada paling depan atau awal menerapkan tren baru yang muncul, lebih erat kaitannya dengan seseorang yang menjadi panutan baik dalam hal berbicara, fashion, content, atau hal yang lebih substansial lainnya yaitu ideologi maupun perilaku dan juga akhlak.

            Banyak alasan mengapa seseorang bisa ditokohkan, dalam buku Start With Why terdapat golden circle bagaimana pemimpin besar seperti Steve Jobs maupun Bill Gates tak hanya menjadi pemimpin namun juga bisa menginspirasi dan mengubah hidup jutaan orang. Sebagaimana yang disinggung dalam tulisan, fenomena selebgram, endorsement, sampai pengaruh serta dampak yang besar dan keuntungan yang menjanjikan tentunya membuat kita bertanya-tanya hal apa yang membuat seseorang bisa ditokohkan, memiliki banyak followers, bahkan sampai gaya hidupnya diikuti. Hal tersebut dibahas oleh Simon Sinek yaitu penulis buku Start With Why bahwa setiap orang memiliki hasrat untuk merasa bagian dari kelompok tertentu sangatlah kuat sehingga setiap orang mau berusaha keras, melakukan hal-hal yang tidak rasional, bahkan sering mengeluarkan banyak uang untuk mendapatkan perasaan itu. Sebagaimana para followers maupun penggemar suatu idol tertentu yang mengikuti gaya hidup dan memercayai hal yang dibagikan oleh idolnya mereka adalah sesuatu yang bisa memenuhi hasrat itu sehingga diikuti bahkan menjadikan idolnya kiblat dalam menjalani kehidupan.

            Golden Circle yang dimaksudkan Simon Sinek adalah berkaitan dengan apa, bagaimana, dan mengapa.





 

Prinsip lingkaran emas ini bukan hanya sekadar urutan komunikasi namun hal ini adalah prinsip yang berakar dari evoluasi perilaku manusia. Daya pertanyaan mengapa bukan hanya terkait dengan pendapat namun terkait biologi.



Area neorokorteks selaras dengan tingkatan APA. Neeorokorteks sendiri bertanggungjawab erkait dengan pemikiran rasional dan analisis serta kemampuan bahasa. Untuk dua bagian tengah yaitu area limbik yang bertanggung jawab atas perasaan, seperti kepercayaan dan kesetiaan, selain itu juga bertanggung jawab atas semua perilaku manusia dan semua perbuatan keputusan kita, namun sayangnya tidak memiliki kemampuan bahasa.

 Dalam ketokohan sosial yang berkaitan dengan tidak hanya menginspirasi namun juga memengaruhi dan menggerakan seseorang tentunya pola komunikasi yang dibangun juga harus sesuai dengan bagaimana otak bekerja. Ketika kita berkomunikasi dari luar ke dalam, yang mana mengkomunikasikan terlebih dahulu APA yang kita lakukan, orang mungkin akan mengerti namun hal tersebut tidak menggerakan perilaku. Namun, ketika kita mencoba komunikasi dari dalam ke luar, maka kita berbicara langsung pada bagian otak yang mengendalikan perbuatan keputusan, dan bagian bahasa dari otak yang memungkinkan kita merasionalisasikan keputusan itu.

            Setiap orang memiliki cara masing-masing untuk berkomunikasi maupun menginspirasi. Namun, hanya dengan komunikasi dari dalam keluar yaitu dari mengapa -- apa yang akan bisa memengaruhi dan menggerakan. ‘Mengapa’ erat kaitannya dengan tujuan, alasan, keyakinan, kenapa kita ada, dan mengapa orang lain sebaiknya peduli. Orang yang bisa memengaruhi orang lain tentunya memiliki nilai tertentu yang dikomunikasikan baik secara tersirat maupun tersurat yang pada akhirnya bisa menggerakan seseorang. Dalam Islam, hal ini erat kaitannya dengan niat, ‘mengapa’ erat kaitannya dengan niat kita dalam melakukan sesuatu, pepatah mengatakan hal yang dari hati akan sampai ke hati, begitupun dalam memengaruhi dan menggerakan seseorang. Citra diri tidak hanya dibangun dari luar ke dalam, namun yang bisa sustain dalam memengaruhi maupun menggerakan orang lain adalah ketika kita mencoba untuk membangun nilai tersebut dari dalam keluar. Mulai dari menemukan ‘mengapa’ kita atau niat besar kita yang tentunya sudah jelas tertera dalam Al-Qur’an bahwa kita hidup sebagai khalifah dan untuk beribadah kepada Allah, jalan yang kita tempuh bisa berbagai macam, ketokohan sosial yang dampaknya sistemik tentunya menjadi salah satu jalan untuk mencapai niat ataupun visi besar itu. Ketika kita mempunyai power atau kekuatan yang besar di komunitas maupun masyarakat tertentu karena citra kita yang baik, ditokohkan, dan memiliki value, maka hal-hal kebaikan dan dakwah kita akan lebih didengarkan dan hal tersebut memiliki efek sistemik bukan lokal. Sistemik artinya on point dan dampaknya besar kepada banyak orang dalam hal ini pengikut kita.

            Starting point untuk menjadi tokoh tidak harus memiliki privilege, modal terbesarnya adalah ‘mengapa’ atau niat besar kita dalam melakukan hal tersebut maka niscaya keberhasilan akan mengikuti. Sebagai contoh, Samuel Pierpont Langley merupakan tokoh yang sangat luar biasa, beliau memiliki resep kesuksesan, memiliki 50.000 USD, memiliki jabatan di Harvard Smithsonian yaitu lembaga pendidikan dan riset, memiliki SDM yang baik, branding melalui media juga baik karena selalu diikuti New York times dalam prosesnya dalam pembuatan pesawat, namun sayangnya Langley ini gagal dalam membuat pesawat karena tidak memiliki ‘why’ yang kuat, nilai, maupun niat yang kuat yang membuat privilegenya tidak memiliki pengaruh yang besar bagi kesuksesannya, di sisi lain ada juga Wright Brothers tidak memiliki kebeuntungan maupun privilege seperti Langley, 2 saudara ini hanya memiliki niat dan ‘mengapa’ yang kuat, bermodalkan toko sepada milik mereka untuk membiayai mimpi besarnya, bahkan tidak mengeyam pendidikan tinggi seperti Langley, dan tentunya tidak diikuti oelh media massa lainnya, namun di Ohio mereka berhasil menemukan pesawat terbang, dan ternyata letak perbedaanya berasal dari niat atau ‘mengapa’nya, Wright Brothers digerakan oleh suatu alasan, tujuan, keyakinan, mereka percaya bahwa mereka mampu menciptakan mesin terbang maka mereka akan mengubah dunia sehingga pada akhirnya yang ditokohkan dan memiliki citra positif terutama dalam hal pesawat terbang adalah Wright Brothers yang tentunya menggerakan banyark orang untuk terus melakuakn inovasi dalam hal tersebut.

Pada akhirnya starting point yang kadang terabaikan inilah yang membuat keberhasilan itu terjadi, terkait niat, big why, keyakinan, keteladanan, pola komunikasi adalah hal yang harus diperhatikan terutama dalam membangun citra positif dengan niat yang positif  harus dari dalam ke luar agar dampak yang dirasakan oleh orang lain tidak hanya menginspirasi sejenak, namun memengaruhi dan menggerakkan.




In frame : FKG Awards ternyata dapet penghargaan High Social Awareness


No comments:

Post a Comment